istri Alm. Abdul kadir (kanan) saat menerima bantuan |
Rumah alm Abdul Kadir, mantan pesepakbola Indonesia di Perum Bumi Satria Kencana, Jl. Pandu Dewanata Blok 1 No 11, Kayuringin, Bekasi Selatan berantakan. Atap diturunkan, termasuk genteng. Plafon dihancurkan hingga tidak ada batas dengan langit. Menurut salah seorang tetangga alm Abdul Kadir, Tito Oktavialdi (45), Sabtu (2/5) sore, rumah almarhum pemain bola berjuluk Si Kancil itu sedang direnovasi dan baru mulai dikerjakan hari ini.
"Awalnya mau kita mulai Selasa pekan lalu, tapi karena belum ada tukang. Terpaksa dikerjakan hari ini," kata Tito. Tito juga salah seorang pencetus renovasi rumah itu. Rumah di atas tanah seluas 180 meter persegi itu akan direnovasi secara bertahap. "Rencananya kita mulai dari atap menggunakan rangka baja, kemudian kamar mandi," tambahnya.Diharapkan semua selesai sebelum Lebaran.
Tahap kedua, rumah akan dibentuk dan difungsikan menjadi kos-kosan atau usaha kecil-kecilan, dan telah disetujui pemilik rumah. Selama pekerjaan renovasi, janda Abdul Kadir, Lisa Kadir (55) mengontrak di rumah salah satu warga.
Menurut Tito, dukungan untuk membantu keluarga Abdul Kadir digagas oleh pemuda di wilayah perumahan tersebut. Via internet, dana digalang dengan bantuan para pemain bola seperti Bambang Pamungkas dan Ponaryo Astaman. Dari dukungan mereka berhasil dijual/dilelang kaos lewat twitter @indonesiasatufc pada Jumat (4/5) silam. "Lumayan, hasilnya terkumpul sekitar Rp 16 jutaan," kata Tito.
Sejak saat itu, bantuan datang berturut-turut. Mulai dari Ramadhan Pohan (anggota DPR-RI), Ibu Sulasikin mantan Menteri Peranan Wanita, PSSI, dan utusan Gubernur Jabar, Triyono. Nilainya sekarang mencapai Rp 53 juta yang disimpan oleh Lisa Kadir.
Saat Asisten Deputi Penghargaan dan Promosi pada Deputi V Kemenpora, Yuni Poerwanti didampingi Samsudin (Kabid Penghargaan Kepemudaan) dan Alman Hudri (Kabid Promosi Pemuda dan Olahraga) berkunjung ke rumah janda Abdul Kadir itu hari Sabtu malam. Lisa sedang berada di rumah kontrakannya. Putera keempatnya, Kiki (24) segera menjemput ibunya. Tidak lama, Lisa datang. "Maaf, saya agak kurang sehat dan sementara kami mengontrak di tempat lain," katanya menyalami tim dari Yuni Poerwanti dan Samsudin.
Kedatangan tim ini memberi dukungan materi sebesar Rp 25 juta, untuk tambahan biaya merenovasi rumahnya. Lisa mengaku senang dan berterimakasih atas bantuan yang telah diterimanya. Menurut Lisa, ia tinggal di rumah itu sejak tahun 1989.
Sejak beberapa tahun ini dia sudah sudah 7 kali tertimpa genteng dan balok. "Balok pada jatuh. Saya ketiban genteng dan harus mendapat 9 jahitan belum lama ini," katanya. Lisa mengaku dia sempat sedih karena banyak yang tidak peduli dengan prestasi yang pernah diukir suaminya di masa silam. Namun, kini rasa itu mulai terobati dengan dukungan moral dan materiil yang diberikan masyarakat dan pemerintah.
Sementara itu Yuni Poerwanti berharap rumah yang menyimpan banyak kenangan AbdulKadir ini dapat dikaryakan. "Mudah mudahan renovasi cepat selesai tapiyang pasti harus dikaryakan," kata Yuni. Rumah yang pernah menjadi cerita bagi Abdul Kadir itu kini menjadi cerita baru untuk isteri, anak dan cucunya di masa depan.
Sementara itu Yuni Poerwanti berharap rumah yang menyimpan banyak kenangan AbdulKadir ini dapat dikaryakan. "Mudah mudahan renovasi cepat selesai tapiyang pasti harus dikaryakan," kata Yuni. Rumah yang pernah menjadi cerita bagi Abdul Kadir itu kini menjadi cerita baru untuk isteri, anak dan cucunya di masa depan.
(Aldin Alkatiri)
0 komentar