Koban Flu Burung Masih di Ruang Isolasi




Direktur Utama RSUP Persahabatan, dr. Priyanti Z. Soepandi, Sp. P(K); Ketua Tim Flu Burung RSUP Persahabatan, Prasenohadi, PhD, Sp.P(KIC); ame Anggota Tim Flu Burung RSUP Persahabatan, dr. Tjatur Kuat Sagoro, SP. A hari Senin ngejelasin kronologis ame kondisi terkini pasien suspect flu burung, A (5 tahun, perempuan) kepada sejumlah pers di ruang pertemuan RSUP Persahabatan, Jakarta.
 
Pada kesempatan entu, Tim Flu Burung RSUP Persahabatan masih melakukan observasi terhadap pasien secara ketat di ruang isolasi, dan nunggu hasil pemeriksaan Polymirasea Chain Reaction (PCR) yang harusdilakuin sebanyak tiga kali guna menegakkan vonis ape suspect tersebut dinyatain negatif atawe positif kena virus H5N1.
 
Hasil PCR yang pertama sudah didapatkan, hasilnya negatif. Yang kedua hasilnya siang ini, dan yang ketiga baru besok, karena baru diambil pagi ini”, kate Dirut RSUP Persahabatan.
 
Dirut RSUP Persahabatan bilang bahwa pemeriksaan flu burung ditanggung ame pemerintah. Jika hasil pemeriksaan dinyatain negatif, pasien bakal segera dipindahin dari ruang isolasi.
 
“Kalau sudah keluar dari ruang isolasi flu burung dan dinyatakan negatif, jika kondisi pasien memungkinkan bisa pulang. Namun, apabila masih perlu perawatan, disesuaikan dengan kelas perawatannya. Kalau ada keterangan yang menguatkan bahwa pasien berasal dari keluarga tidak mampu, akan dibebaskan dari biaya perawatan”, jelas Dirut RSUP Persahabatan.
 
Pihak RSUP Persahabatan juga negesin bahwa kemungkinan pasien ame pamannya terkena virus flu burung pada sumber sama, bukan ditularkin dari pamannya.
 
Pasien A (5 tahun), warga Jakarta Utara, punye indikasi kuat sebagai suspect flu burung karena punye kontak erat ame pamannya, PDY (23 tahun) yang meninggal karena terinfeksi virus flu burung. Berdasarkan keterangan Tim Flu Burung RSUP Persahabatan, pasien ditemuin ame tim surveilans Dinas Kesehatan setempat waktu ngelakuin screening di lokasi sekitar tempat tinggal korban meninggal.
 
“Pasien datang dengan keluhan demam dan memiliki riwayat, kontak dengan unggas. Maka kami sejak awal memberikan tata laksana pasien flu burung”, kate dr. Tjatur.
Tags:

0 komentar

Leave a Reply